Menjelang bulan puasa banyak umat Islam yang mengunjungi tempat-tempat wisata religi untuk meningkatkan ilmu spiritual dan sejarah agama. Termasuk mengunjungi berbagai wisata religi Jepara yang juga mengandung nilai sejarah, seperti makam sunan di Jepara. Hal ini mengingat Jepara memiliki peran penting dalam perkembangan agama Islam di Pulau Jawa.

Wisata religi sendiri dapat diartikan sebagai jenis wisata yang berkaitan dengan tempat bernilai keagamaan dan memiliki makna khusus bagi umat. Sedangkan bagi masyarakat Jepara, kebiasaan mengunjungi tempat-tempat wisata religi sudah dilakukan turun temurun. Jadi wajar jika menjelang bulan puasa masyarakat Jepara melanjutkan tradisi ini hingga sekarang.

Penasaran di mana saja tempat wisata religi di Jepara yang kerap dikunjungi menjelang bulan puasa? Kami telah merangkum beberapa destinasi terbaik serta wisata religi Jepara lainnya selain makam wali. Simak terus sampai akhir ya!

Pentingnya Mengunjungi Destinasi Wisata Religi Sebelum Bulan Puasa

Wisata religi, Sumber: cimbniaga.co.id
Wisata religi, Sumber: cimbniaga.co.id

Wisata religi menjelang puasa merupakan rutinitas unik yang membawa sejumlah manfaat spiritual. Pertama, peninggalan Islam memberi kesempatan bagi masyarakat muslim untuk mendalami nilai-nilai keagamaan lebih dari sekadar identitas, melainkan nilai yang seharusnya dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Kedua, mengingatkan kita akan jasa para leluhur Jepara yang berperan penting dalam penyebaran Islam sehingga kini kita dapat beribadah dengan aman dan nyaman. Kedua alasan tadi akan meningkatkan kesadaran untuk meningkatkan ibadah semata-mata karena Allah, melanjutkan perjuangan para leluhur menuju Surga-Nya.

Rekomendasi Wisata Religi Jepara

Wisata religi yang kami rekomendasikan di bawah ini telah menjadi destinasi wajib setiap muslim yang berkunjung ke Jepara. Bahkan, sebagian orang menjadikan kunjungan tersebut sebagai acara rutin tahunan bersama keluarganya, baik oleh masyarakat Jawa Tengah maupun wisatawan dari luar provinsi.

Kini, giliran Anda. Catat nama tempat dan alamat dari masing-masing destinasi untuk dimasukkan ke dalam daftar wisata nanti.

1. Masjid Agung Jepara

Masjid Agung Jepara, Sumber: wikipedia.com
Masjid Agung Jepara, Sumber: wikipedia.com

Anda akan menjadi orang yang beruntung dapat menginjakkan kaki di masjid yang telah berdiri sejak tahun 1500-an ini. Secara tidak langsung, Masjid Agung Jepara telah menjadi saksi ratusan tahun kehidupan dan tempat yang dicintai jutaan muslim yang berdatangan. Nilai spiritualitasnya sungguh besar dan tidak menutup kemungkinan berdoa di sini cepat dikabulkan.

Hingga kini, pemerintah kerap mengadakan acara tahunan menyambut datangnya bulan Ramadhan di Masjid Agung Jepara. Ada kegiatan kajian hingga pengajian umum dengan mendatangkan pemuka agama ternama. Sembari menikmati pengajian, Anda akan takjub dengan arsitektur klasik yang berestetika tinggi.

  • Alamat: Jl. Kartini No.1, Kauman, Kec. Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah 59417
  • Telepon: (0291)594675
  • Tiket masuk: Gratis

2. Makam Wali di Pulau Panjang Jepara 

Setiap menjelang perayaan Islam, pulau ini selalu ramai dikunjungi peziarah. Tak lain untuk mengenang jasa guru besar sekaligus penyebar Agama Islam di pesisir pantai utara Jawa Tengah, bernama Syekh Abu Bakar bin Ba’alawy. Beliau adalah keturunan ke-29 dari Sayyidil Mursalin, hampir setara dengan Walisongo yang berada di tingkat ke-22.

Selain berziarah, pengunjung dapat menikmati keindahan pulau dekat makam tengah laut Jepara tersebut. Anda bisa menjejaki pasir putih yang cantik, snorkeling atau diving, menyewa sepeda, menginap dan camping di dekat pantai, hingga menikmati aneka makanan yang dijual penduduk sekitar.

  • Alamat: Ujungbatu I, Ujungbatu, Jepara, Jepara Regency, Central Java
  • Telepon: –
  • Tiket masuk: Rp 3.000

3. Komplek Makam Sunan Mantingan

Makam Sunan Mantingan di Jepara, Sumber: mustafit.blogspot.com
Makam Sunan Mantingan di Jepara, Sumber: mustafit.blogspot.com

Makam yang cantik, begitulah kesan para wisatawan yang datang berziarah ke sini. Komplek Makam Mantingan merupakan tempat peristirahatan seorang tokoh penguasa pertama Kota Jepara, yakni Sultan Hadlirin dan Ratu Kalinyamat yang juga sepasang suami istri. Serta Wali Sunan Jepara yang menjadi panutan masyarakat saat itu bernama Syekh Abdul Djalil. 

Makam sunan di Jepara ini menjadi salah satu tempat ziarah yang diutamakan para wisatawan. Selain bisa berkunjung ke makam, wisatawan bisa sekaligus mengunjungi Masjid Mantingan (1559) yang tak jauh dari lokasi makam. Itu adalah salah satu masjid tertua setelah Masjid Agung Demak (1481).

  • Alamat: Mantingan, Tahunan, Jepara Regency, Central Java 59421
  • Telepon: –
  • Tiket masuk: Gratis

4. Desa Kriyan

Desa Kriyan termasuk peninggalan Islam yang memiliki nilai sejarah. Dulunya, merupakan wilayah pusat Kerajaan Kalinyamat yang begitu kesohor pada zaman penyebaran Islam oleh Wali Songo. Masjid Al Makmur yang ada di desa ini merupakan saksi sejarah yang masih ada dan bisa dikunjungi.

Tidak hanya masjid tersebut, Anda bisa sekaligus menikmati wisata sejarah lainnya seperti Watu Ngendog (patung simbolis), Watu Topo Ratu Kalinyamat (dokumen berupa hikayat), Museum Aprika (museum biota laut), Siti Inggil Kriyan (tempat bekas keraton Kerajaan Kalinyamat), serta Makam Habib Kyai Jafar Sidiq (Yek Nde).

  • Alamat: Kriyan, Kalinyamatan, Kota Jepara, Jawa Tengah 
  • Telepon: –
  • Tiket masuk: Gratis

Dengan mengunjungi beberapa wisata religi Jepara tadi sebelum memasuki puasa Ramadhan, para wisatawan tidak hanya memperoleh pengalaman wisata yang berkesan atau menikmati keindahan fisik sejarah, tetapi memperkaya dimensi spiritual dalam menyambut bulan suci dengan hati yang tulus dan penuh makna.

Berwisata Religi ke Jepara bersama Almoreno

Rental Mobil Jogja Murah, Sumber: almorenotransport.com
Rental Mobil Jogja Murah, Sumber: almorenotransport.com

Rasakan pengalaman religi ke tempat-tempat wisata populer tadi dengan sewa hiace di Almoreno Transport. Kapasitas mobil Hiace yang tersedia bisa memenuhi kebutuhan wisata rombongan.

Selain lebih cocok untuk wisata rombongan, perjalanan pun menjadi semakin praktis dan murah. Anda dapat menyambangi banyak tempat sekaligus, termasuk masjid bersejarah hingga ke makam para ulama.

Jadikan setiap momen perjalanan menuju destinasi religi sebagai pengalaman yang berharga dengan sewa Hiace Jogja dari Almoreno Transport, di mana kenyamanan, keamanan, dan kehangatan perjalanan keluarga menjadi prioritas utama kami.

Gunung Tidar Magelang menjadi salah satu alternatif wisata Magelang hits yang akan menyambut Anda sebelum memasuki Yogyakarta. Wisata di Magelang ini bukan hanya menawarkan keindahan pemandangan alamnya, tapi juga misteri yang bikin penasaran. 

Misteri Gunung Tidar yang terkenal seantero Pulau Jawa, tidak lantas membuat objek wisata ini terkesan wingit bagi pengunjung. Justru menjadi daya tarik tersendiri di tengah kota Magelang. 

Penasaran dengan misteri dan keindahan wisata Gunung Tidar? Yuk, baca simak ulasannya berikut ini!

Mengenal Wisata Gunung Tidar dan Misterinya

Wisata ke Gunung Tidar, Sumber: kompas.com
Wisata ke Gunung Tidar, Sumber: kompas.com

Gunung Tidar merupakan gunung kecil yang berlokasi di tengah kota Magelang dengan ketinggian sekitar  503 mdpl. Lokasinya yang berada di tengah kota membuat gunung kecil ini juga berperan sebagai hutan kota yang menawarkan kesejukan bagi pengunjungnya.

Meski Gunung Tidar bukan termasuk gunung yang tinggi, ternyata objek wisata ini menyimpan banyak misteri. Dikutip dari Solopos.com, ada dua cerita misteri Gunung Tidar yang melegenda sampai sekarang.

Cerita misteri yang pertama yakni legenda yang meyakini Gunung Tidar sebagai paku bumi tanah Jawa. Menurut legenda, Pulau Jawa terombang-ambing oleh gelombang laut kemudian dewa dari kahyangan memaku Pulau Jawa di puncak Gunung Tidar. 

Di puncak gunung inilah konon terdapat tugu yang puncaknya terdapat tulisan Jawa huruf Sa di ketiga sisinya. Tugu itulah yang diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai pakunya tanah Jawa. 

Sementara misteri Gunung Tidar kedua menceritakan asal usul nama Gunung Tidar yang merupakan singkatan dari dua, ‘Mati lan Modar’. Dalam Bahasa Jawa kedua kata tersebut memiliki arti “kalau tidak mati, ya mampus.”

Konon, di masa lalu Gunung Tidar dihuni oleh sekelompok bangsa jin dan menjadi pusat kerajaan gaib. Siapapun yang memasuki kawasan Gunung Tidar dipastikan tidak berumur panjang. Saking santernya kepercayaan masyarakat Jawa kala itu, banyak ulama kesulitan menyebarkan dakwah Islam di Pulau Jawa. 

Namun setelah Syekh Maulana Subakir datang ke Pulau Jawa dan memerangi bangsa jin, kepercayaan itu pun memudar. Syekh Subakir yang berasal dari Persia menancapkan tombaknya di Gunung Tidar sehingga bangsa jin pun pergi dari tanah Jawa.

Kenapa Harus Liburan ke Puncak Gunung Tidar?

Daya tarik puncak Gunung Tidar, Sumber: youtube.com
Daya tarik puncak Gunung Tidar, Sumber: youtube.com

Terlepas dari kisah misterinya, Gunung Tidar Magelang tetap menjadi tujuan liburan bersama keluarga yang menyenangkan. Jadi, Anda jangan sungkan untuk mengunjungi wisata Gunung Tidar karena hal-hal berikut dijamin akan membuat Anda betah berlama-lama di kawasan Gunung Tidar. 

1. Menawarkan Sejuknya Kebun Raya Gunung Tidar

Kebun Raya Gunung Tidar yang memiliki luas 70,1 hektar menawarkan kesegaran dan kesejukan di tengah Kota Magelang. Agar bisa mencapai puncaknya, Anda harus mendaki 1.002 anak tangga. 

Memang, ada upaya yang harus dilakukan terlebih dahulu untuk bisa sampai di puncak. Namun, ketika sudah sampai di puncak, rasa lelah yang terasa akan langsung hilang dengan suguhan pemandangan alam yang begitu mengesankan. 

2. Adanya Tugu Sa

Tugu Sa terletak di pelataran puncak Gunung Tidar dan kerap dianggap oleh masyarakat setempat sebagai titik tengah Gunung Tidar. Tugu Sa bukan tugu biasa karena memiliki makna “sopo salah seleh”, yang artinya siapapun yang salah akan diselehke atau dilengserkan.

Lokasi Tugu Sa tidak hanya penting bagi masyarakat Magelang, melainkan juga penting bagi para taruna militer. Di puncak gunung ini, upacara penghadapan taruna militer dilangsungkan. 

Taruna militer yang baru diterima dan belum memiliki jurusan angkatan tertentu akan diminta untuk menghadap Tugu Sa. Demikian pula ketika usai pendidikan dan sebelum penugasan, mereka akan kembali menghadap Tugu Sa.

3. Melihat Keindahan dari Gardu Pandang 

Nikmati keindahan Gunung Tidar Magelang dari gardu pandang Taman Elang Jawa. Gardu pandang ini terletak di sisi timur Gunung Tidar dan menjadi salah satu spot favorit para wisatawan. Dari sini, Anda bisa menyaksikan matahari terbit di antara Gunung Merapi dan Merbabu.

Gardu pandang ini memang menjadi salah satu ikon dari wisata Gunung Tidar. Tidak mengherankan jika banyak wisatawan yang ingin memanfaatkannya. Anda mungkin harus antri untuk menggunakan gardu pandang yang tersedia. 

4. Monumen Tanah Air Satu Bangsa

Untuk memperingati Hari Olahraga Nasional, dibangunlah Monumen Tanah Air Satu Bangsa di pelataran puncak Gunung Tidar. Monumen yang dibangun pada 2017 lalu ini memiliki simbol khas, yakni kendi dari tanah liat yang bermakna simbol pemersatu bangsa. 

Kendi tersebut terbilang unik karena berisi tanah dan air yang berasal dari seluruh daerah di Nusantara. Keunikan inilah yang membuat banyak wisatawan yang penasaran. Bisa dikatakan, tidak ada kendi dengan bahan tanah dan air dari berbagai wilayah di Indonesia selain di Gunung Tidar. 

5. Area Makan Monyet

Monyet ekor panjang menjadi salah satu satwa lokal Gunung Tidar Magelang. Anda bisa melihat kawanan satwa ini di tiga daerah kekuasaannya, yakni di kaki gunung sampai area Terminal Tidar Magelang. 

Sedangkan lokasi kedua di puncak gunung dan terakhir di kawasan lereng Gunung Tidar. Kawanan monyet ekor panjang sebenarnya relatif bersahabat, namun hindari membawa tempat minuman berwarna cerah karena dapat menarik perhatian monyet tersebut.

Tips Wisata Gunung Tidar Agar Liburan Lebih Berkesan

Tips wisata Gunung Tidar, Sumber: labuanbajotour.com
Tips wisata Gunung Tidar, Sumber: labuanbajotour.com

Selain mengunjungi spot-spot wisata Gunung Tidar di atas, Anda juga perlu mempersiapkan diri sebelum liburan ke Gunung Tidar. Tujuannya agar liburan keluarga jadi lebih menyenangkan dan berjalan tanpa halangan. 

Lantas, apa saja yang harus dipersiapkan ketika akan mengunjungi objek wisata di Magelang ini? Berikut daftarnya.

1. Mempersiapkan Fisik

Meskipun Gunung Tidar hanya berketinggian 503 mdpl, perjalanan menuju puncaknya hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki. Sehingga kekuatan dan daya tahan fisik sangat dibutuhkan.

Tapi jangan khawatir karena jalur yang dilalui sudah berupa anak tangga sehingga lebih mudah ditapaki dan tidak licin. Namun Anda harus melalui lebih dari 400 anak tangga jika ingin berziarah ke Petilasan Syekh Subakir. 

2. Mengenakan Pakaian yang Sopan dan Membawa Payung

Selama menuju ke puncak gunung, Anda akan melewati petilasan Kyai Sepanjang dan Maqom Syekh Subakir. Oleh sebab itu, disarankan untuk mengenakan pakaian yang sopan namun tetap nyaman untuk aktivitas trekking

Bila perlu bawa payung atau mantel ketika liburan ke Gunung Tidar di musim penghujan. Pastikan pula untuk mengenakan alas kaki yang aman dan nyaman untuk jalanan curam.

3. Sewa Jasa Transportasi yang Handal

Untuk memastikan perjalanan wisata Anda semakin nyaman, Anda bisa sewa jasa transportasi yang sudah paham dengan rute menuju destinasi wisata ini. 

Nah, jika Anda pergi bersama keluarga atau rombongan, sewa hiace Jogja dari Almoreno Transport adalah pilihan terbaik. Perjalanan menjadi lebih nyaman, cepat dan aman karena supir telah menguasai medan yang dilintasi.

Perihal harga, Almoreno Transport pun memberikan penawaran terbaik khusus untuk layanan sewa Hiace. Hubungi kami sekarang juga untuk mendapatkan harga terbaik!

Berbicara mengenai Jogja, ada banyak hal yang menarik dari kota Gudeg ini. Selain keindahan alam serta keragaman kulinernya, Anda juga bisa menikmati wisata religi Jogja yang bisa menentramkan jiwa. Tentu saja, adanya destinasi wisata ini bisa menjadi alternatif menu liburan untuk dinikmati. 

Sebagai salah satu daerah yang tinggi toleransi, Jogja memiliki destinasi wisata religi semua agama. Nah, destinasi ini sangat cocok bagi Anda yang merupakan seorang traveller pencari ketenangan batin. 

Apa saja tempat-tempat wisata religi yang bisa dikunjungi? Berikut ini akan kami berikan referensi tempat-tempat tersebut.

Wisata Religi Jogja yang Tidak Boleh Dilewatkan Setelah Lebaran

Wisata religi adalah salah satu ide wisata yang cukup menarik. Pasalnya, berwisata ke tempat-tempat yang bisa meningkatkan keimanan atau membuat hati tentram. 

Bagi Anda yang ingin mencari tempat-tempat religi di Jogja saat libur lebaran, di sini akan kami sampaikan beberapa referensi untuk dikunjungi. Berikut ini rekomendasi wisata religi yang ada di Jogja.  

1. Masjid Kotagede

Masjid Kotagede, Sumber: kompas.com
Masjid Kotagede, Sumber: kompas.com

Destinasi wisata religi pertama yang perlu Anda kunjungi adalah Masjid Kotagede. Masjid ini perlu Anda kunjungi karena memiliki sejarah yang luar biasa. Dibangun pada masa Kerajaan Mataram yaitu di bawah pemerintahan Sultan Agung, masjid ini masih eksis hingga sekarang dan termasuk ke dalam wisata keraton Jogja.

Terletak di kawasan wisata heritage, masjid ini masih mempertahankan bentuk klasiknya. Tidak mengherankan jika banyak orang yang datang ke masjid ini untuk meneliti struktur masjid, termasuk ukiran yang ada di beberapa bagiannya. 

Bagi Anda yang bukan seorang muslim, Anda juga bisa menikmati masjid ini. Ada halaman masjid yang cukup luas dengan pagar penuh ukiran dan juga beberapa space yang menyediakan informasi sejarah masjid. 

2. Sendang Sono

Wisata religi di Sendang Sono, Sumber: inibaru.id
Wisata religi di Sendang Sono, Sumber: inibaru.id

Tempat selanjutnya yang bisa dikunjungi yaitu Sendang Sono. Tempat ini adalah tempat wisata rohani Katolik yang cukup terkenal di Jogja. Sendang ini sendiri sudah ada sejak abad XIX. Pada tahun 1904, Romo Van Lith datang dan membaptis 173 warga kalibawang Kulonprogo dengan air sendang.

Sejak saat itu, tempat ini menjadi salah satu tempat ziarah umat Katolik. Selain itu, peristiwa pembaptisan ini juga terukir di dalam relief pada salah satu kapel. Tempat ini juga terdiri dari kapel-kapel kecil, lokasi jalan salib, gua Maria, pendopo, sungai serta kios penjualan.

Seperti tempat wisata religi lainnya, Anda yang beragama Katolik juga bisa melakukan beribadah di Sendang Sono. Beribadah di sini menjadi lebih tentram karena Anda bisa menikmati indahnya pemandangan yang ada di sekitarnya. 

3. Gereja Ganjuran

Gereja Ganjuran, Sumber: wikipedia.com
Gereja Ganjuran, Sumber: wikipedia.com

Gereja Ganjuran juga menjadi salah satu destinasi wisata religi yang cukup terkenal di Jogja. Di tempat ini, Anda bisa melihat Yesus dalam balutan Jawa. Berlokasi di Bantul, banyak orang yang sering berkunjung untuk melakukan wisata religi.

Hal yang menjadi daya tarik Gereja ganjuran yaitu keunikannya. Dikatakan unik karena gereja ini menampilkan Yesus dan Bunda Maria dengan busana campuran Jawa dengan Hindu. Di sini, juga terdapat candi dengan patung Yesus yang mana biasanya digunakan para jemaat untuk merenung serta berdoa.

Gereja ini memang tidak secara eksplisit menyebutkan tempat wisata, namun siapapun boleh untuk berkunjung. Anda bisa menikmati desain-desain unik yang ada di dalam gereja. Bagi Anda yang beragama Kristen juga bisa melakukan ibadah di dalamnya.

4. Gua Maria Tritis

Gua Maria Tritis, Sumber: bulaksumurugm.com
Gua Maria Tritis, Sumber: bulaksumurugm.com

Gua Maria Tritis ini adalah salah satu tempat wisata spiritual Jogja yang cukup unik. Jika biasanya Gua Maria memiliki bentuk berupa gua buatan, maka Gua Maria Tritis ini merupakan gua alami. Hal itu bisa dilihat dari stalaktit dan stalagmit yang tentu saja membuat nilai tambah pada destinasi wisata ini.

Terletak di daerah Paliyan, Gunungkidul, tempat wisata religi ini memang banyak pengunjungnya. Hal menarik yang bisa Anda dapatkan di goa ini yaitu suara cicit kelelawar dan air yang menetes di goa. Tentu saja keunikan ini membuat Gua Maria Tritis berbeda dengan tempat lainnya.

5. Klenteng Gondomanan

Klenteng Gondomanan, Sumber: wikipedia.com
Klenteng Gondomanan, Sumber: wikipedia.com

Jika Anda ingin mengunjungi tempat lain yang memiliki sensasi Tionghoa, Anda bisa datang ke Klenteng Gondomanan. Klenteng ini merupakan salah satu peninggalan Tionghoa, Klenteng Buddha Prabha.

Tempat ibadah ini lebih dikenal dengan sebutan Klenteng Gondomanan karena berlokasi di Jalan Brigjen Katamso nomor 3, Prawirodirjan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta. Bangunan ini juga memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi khususnya bagi perkembangan budaya Tionghoa di kota Jogja.

Apabila Anda adalah seorang yang beragama Budha, Anda juga bisa menjalani doa dan mengikuti beberapa kegiatan keagamaan di sini. Bagi Anda yang bukan orang Budha, juga bisa sekedar berkunjung untuk mengagumi keindahan arsitekturnya.

6. Pura Vaikuntha Vyomantara

Wisata Religi Jogja: Pura Vaikuntha Vyomantara, Sumber: yanacircle.com
Pura Vaikuntha Vyomantara, Sumber: yanacircle.com

Tempat ini berada di kompleks AAU daerah Janti Yogyakarta. Meskipun begitu, Pura ini juga bukan hanya untuk anggota TNI AU. Akan tetapi bisa digunakan siapapun yang ingin beribadah di dalamnya. Hal menarik yang bisa Anda dapatkan disini adalah keindahan arsitekturnya.

Anda akan merasakan suasana yang mirip di Bali saat berada di Pura Vaikuntha Vyomantara. Oleh karena itu, Anda yang menyukai tempat-tempat religi bisa menjadi solusi untuk datang ke tempat ini. Jika Anda ingin mendapatkan pengalaman lain, Anda juga bisa berkunjung ke wisata di Imogiri seperti pemakaman raja-raja Mataram.

Berwisata Lebih Nyaman dan Mudah Bersama Almoreno Transport

Beberapa destinasi wisata di atas bisa menjadi destinasi wisata religi yang menarik untuk dikunjungi saat musim liburan tiba. Nah, untuk Anda yang ingin berlibur bersama keluarga, tersedia layanan sewa Elf Jogja dari Almoreno Transport.

Tentu, dengan layanan Almoreno Transport, Anda tidak perlu bingung lagi terkait transportasi liburan. Tidak hanya mendapatkan kenyamanan maksimal, liburan Anda pun akan lebih berkesan karena semua anggota keluarga bisa berada di mobil yang sama.

Nah, tunggu apalagi, atur destinasi wisata religi Jogja yang ingin Anda kunjungi dan hubungi CS Almoreno Transport untuk kebutuhan travel Anda!

Ketika Anda mendengar kata Jogja apa yang Anda pikirkan? Wisatanya, budayanya, atau yang lainnya? Nah, Jogja memang kaya akan segala sesuatunya dan salah satunya adalah tempat-tempat bersejarah. Ada hal yang menarik dari tempat bersejarah di Jogja khususnya masjid bersejarah yang ada di sana.

Meskipun bukan kota santri, namun Jogja menjadi salah satu tempat yang tidak lepas dengan agama Islam. Oleh karena itu, kita bisa menjumpai beberapa masjid-masjid bersejarah yang ada di Jogja. 

Apa sajakah masjid-masjid yang bersejarah di Jogja? Berikut ini akan kami bahas masjid yang bersejarah dan bisa dijadikan sebagai wisata religi Anda.

5 Masjid Bersejarah di Jogja yang Eksis Sampai Sekarang

Bagi Anda yang masih belum tahu mengenai masjid-masjid yang bersejarah di Jogja, berikut ini adalah beberapa Masjid yang sudah ada sejak jaman dahulu. Anda bisa mengunjungi beberapa masjid di bawah ini untuk mengetahui sejarah dan keunikannya masing-masing.

1. Masjid Gedhe Kauman

Tampak depan Masjid Gedhe Kauman, Sumber: liputan6.com
Tampak depan Masjid Gedhe Kauman, Sumber: liputan6.com

Masjid yang memiliki sejarah di Jogja pertama yaitu Masjid Gedhe Kauman. Masjid ini bisa dikatakan menjadi salah satu masjid yang paling bersejarah di Jogja dan yang paling terkenal. Terletak di lokasi yang sangat dekat dengan kompleks kraton, Masjid Gedhe menjadi salah satu masjid yang ikonik di Jogja.

Dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I yaitu pada tahun 1773, masjid Gedhe Kauman menjadi salah satu yang paling tua dan bersejarah. Jika kita lihat, desain masjid ini mirip dengan masjid-masjid yang ada di pulau Jawa. Hal itu bisa dilihat dari serambi pada Masjid Gedhe Kauman yang memiliki banyak fungsi.

Beberapa fungsi tersebut diantaranya yaitu sebagai pertemuan para ulama, tempat pengajian, syiar Islam hingga sebagai tempat pengadilan agama Islam. Yang unik dari masjid ini yaitu memiliki halaman yang cukup luas dan pada bagian depan serta belakang ada lokasi yang disebut “pagongan” karena menjadi tempat diletakkannya gamelan.

Gamelan-gamelan tersebut biasanya dimainkan di bulan maulid. Hal ini menjadi tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Jogja.

2. Masjid Gedhe Mataram

Masjid bersejarah: Masjid Gedhe Mataram Jogja, Sumber: pinterest.com
Masjid Gedhe Mataram Jogja, Sumber: pinterest.com

Masjid bersejarah selanjutnya yang ada di Jogja adalah Masjid gedhe Mataram yang berada di Kotagede. Biasanya orang-orang menyebut masjid ini Masjid Agung Kotagede. Masjid ini bukan hanya menjadi masjid tertua di Jogja namun menjadi masjid yang tertua di Nusantara.

Dengan kata lain, masjid ini lebih tua dari Masjid Kauman karena sudah berdiri dari tahun 1640. Artinya, masjid ini sudah dibangun sejak abad 16 sehingga 3 tahun lebih tua dari masjid Gedhe Kauman.  

Apa yang unik dari masjid ini adalah desainnya. Hal itu bisa dilihat dari perpaduan arsitektur Jawa dan Islam yang cukup kental. Selain itu, ada juga sebuah bedug yang ternyata juga memiliki usia ratusan tahun.

Bangunan Masjid Gedhe Mataram juga dibagi menjadi beberapa bagian. Diantaranya yaitu halaman, pagar keliling, masjid, serta makam. Akan tetapi, makam yang ada pada Masjid ini hanya digunakan oleh keluarga besar yaitu trah raja-raja Mataram Islam.

3. Masjid Pakualaman

Masjid Besar Pakualaman, Sumber: thejakartapost.com
Masjid Besar Pakualaman, Sumber: thejakartapost.com

Masjid Pakualaman juga menjadi salah satu masjid yang bersejarah di Indonesia. Masjid ini menjadi salah satu benda cagar budaya di Yogyakarta. Dibanung oleh Paku Alam II pada abad ke-19, masjid ini menjadi salah satu masjid yang bersejarah dan tertua di Jogja.

Letak masjid ini berada di luar Kompleks Puro yaitu sebelah barat laut Alun-alun Sewandanan. Pada bagian Utara Masjid juga terdapat Prasasti yang menunjukkan tahun pembangunannya.

Pada bagian Selatan juga terdapat Prasasti lain yang menunjukkan tahun pembangunan yang berbeda. Oleh karena itu, terjadilah perdebatan mana yang merupakan tahun awal pendirian masjid ini.

4. Masjid Jami Sulthoni Plosokuning

Masjid Jami Sulthoni Plosokuning, Sumber: kratonjogja.id
Masjid Jami Sulthoni Plosokuning, Sumber: kratonjogja.id

Meskipun masjid ini tidak terlalu populer seperti Masjid Kauman, namun usia masjid ini cukup membuat pengunjung kagum. Masjid ini diyakini sudah ada sejak 200 tahun lalu. Karena memiliki usia yang cukup tua maka masjid Jami Sulthoni juga termasuk masjid yang dimiliki Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Bagi Anda yang belum tahun masjid ini, terletak di jalan Plosokuning Raya Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Sleman. Masjid dibangun pada abad XIX saat Sultan Hamengkubuwono bertahta.

Sama seperti ciri khas masjid di Jogja, bangunan ini juga memiliki filosofi tersendiri. Filosofi tersebut diantaranya yaitu dibangun di empat penjuru mata angin. Ini menyimbolkan bahwa tempat ini juga menjadi benteng perlindungan rohani Kraton Yogyakarta.

Oleh karena fungsinya tersebut, masjid Sulthoni Plosokuning juga dikenal sebagai Masjid Pathok Negara. Karena keunikan dan sejarahnya, masjid ini ditetapkan sebagai benda cagar budaya oleh pemerintah.

5. Masjid Al Wustho Mangkunegaran

Masjid Al Wustho Mangkunegaran, Sumber: wikipedia.com
Masjid Al Wustho Mangkunegaran, Sumber: wikipedia.com

Masjid ini memang bukan di Jogja, namun berada di Solo. Meskipun begitu, besarnya sejarah pada masjid ini juga tidak kalah dengan masjid-masjid yang ada di Jogja. Sebagai salah satu masjid legendaris di Solo, Masjid Al Wustho Mangkunegaran memiliki sejarah yang cukup panjang.

Pada awalnya, masjid ini bernama Masjid Mangkunegaran atau Masjid Negara. Adapun letaknya berada di Kauman, Pasar Legi. Pembangunan Masjid Al Wustho diawali oleh KGPAA Mangkunegara I yaitu pada tahun 1725 hingga 1795. 

Namun, pada masa kepemimpinan berganti KGPAA Mangkunegara II, masid ini dipindah ke dekat Puro Mangkunegaran.

Masjid ini telah mengalami pembangunan secara modern. Khususnya pada era KGPAA Mangkunegara VII. Hal itu bertujuan agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Tidak mengherankan jika pihak Mangkunegara juga menggandeng arsitek Belanda yang bernama Herman Thomas.

Perpaduan desain modern ini menjadi keunikan tersendiri dari masjid Al Wustho Mangkunegaran. Tidak heran masjid terlihat benar-benar indah karena menggabungkan unsur Jawa yang terselip arsitektur Eropa pada Masjid.

Wisata Religi Bersama Almonero Transport

Masjid bersejarah yang ada di Jogja memang bisa menjadi destinasi wisata yang cukup menarik. Nah, bagi Anda yang memiliki rencana untuk mengunjungi masjid-masjid bersejarah tersebut, Almonero Transport menyediakan layanan sewa Hiace Jogja sebagai opsi transportasi.

Tentu, dengan menyewa mobil Hiace yang berkapasitas besar, Anda bisa mendapatkan kenyamanan dalam berwisata. Tidak hanya itu, kami memastikan bahwa seluruh armada yang tersedia memiliki kondisi yang prima sehingga masalah di jalan dapat dihindari.

Tertarik dengan layanan kami? Segera hubungi CS Almoreno Transport dan dapatkan kenyamanan maksimal saat berwisata ke berbagai masjid bersejarah yang ada di Jogja!

Bagi Anda yang ingin atau sedang berkunjung di Jogja bisa jadi bulan ramadhan ini adalah pilihan tepat. Pasalnya Anda bisa menikmati wisata religi di berbagai Masjid indah yang ada di lingkungan Jogja dengan menyewa kendaraan dari kami. Kami sebagai penyedia layanan sewa transportasi merekomendasikan tempat-tempat yang menarik agar pelanggan bisa menikmati waktunya di Jogja.

Ketika bulan Ramadhan tiba, Jogja menjadikan masjid sebagai tempat yang tidak sepi pengunjung meski sudah mendekati akhir ramadhan. Jadi bagi Anda yang berkunjung ke Jogja tidak membawa kendaraan pribadi tidak perlu risau karena kami bisa membantu Anda.

Ramadhan di Jogja berbeda dari daerah yang lain, disebabkan oleh antusiasme warga sekitar Masjid yang memeriahkannya disemua Masjid di Jogja yang Menyediakan Takjil. Masjid disulap menjadi tempat ibadah umat Islam yang damai. Bukan hanya itu saja, di masjid ini pun juga menyediakan buka bersama gratis, adanya penceramah terkenal, serta ada tempat ber-syafar yang nyaman dan megah.

8 Masjid Jogja yang Jadi Tujuan Wisata Religi 

masjid kristal jogja, sumber: google
masjid kristal jogja, sumber: google

Dengan populasi umat muslim yang banyak di kota Jogja, menjadikan kota ini memiliki banyak masjid yang tersebar di pusat kota hingga pelosok desa. Meskipun banyak bangunan masjid yang ada di Jogja, tapi mungkin Anda yang pendatang kurang tahu dimana posisi dari Masjid tersebut. Jadi tidak ada salahnya untuk membuka google maps.

Bagi pelanggan sewa kendaraan kami yang beragama islam di Jogja, tentu tidak akan melewatkan kesempatan berkunjung ke Masjid yang unik ini. Bukan hanya sekedar jalan-jalan tetapi juga untuk beribadah. Berikut daftar 8 masjid yang terbesar dan terkenal di Jogja.

1. Masjid Jogokariyan

Masjid pertama yang perlu Anda kunjungi merupakan yang selalu ramai pada shalat subuh. Selain itu masjid ini juga menjadi masjid paling viral di Jogja. Bagaimana tidak? Kebanyakan masjid lain hanya didatangi sedikit orang saat subuh, namun lain halnya dengan Masjid Jogokariyan Masjid di Jogja yang yang satu ini Menyediakan Takjil dalam jumlah yang luar biasa.

Banyak Amalan baik yang dilakukan oleh pengelola masjid, sehingga masyarakat sekitar mau untuk datang sholat subuh pagi hari. Salah satunya adalah dengan adanya kompensasi dan makanan yang didapat saat sholat subuh di masjid Jogokariyan.

Bangunan masjid 2 lantai ini memang tidak terlalu besar, namun kegiatan yang dilakukan oleh pengelola masjid Jogokariyan sangat banyak. Uang kas masjid selalu memiliki saldo terbatas, karena digunakan untuk umat.

Masjid Jogokaryan, sumber: google.com
Masjid Jogokaryan, sumber: google.com

Kata pengurus masjid bahwa saldo masjid memang dibuat terbatas agar uang kas berputar untuk umat. Setiap bulan ramadhan, Masjid Jogokariyan selalu memberikan takjil atau mengadakan buka bersama gratis. Dengan begitu, masjid ini selalu ramai didatangi umat muslim.

Masjid Jogokariyan termasuk sebagai Lokasi wisata religi yang berada di Jl. Jogokaryan No.36, Mantrijeron, Kec. Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55143

2. Masjid Suciati Saliman

Selanjutnya Anda perlu datang ke Masjid Suciati yang merupakan masjid fenomenal. Di dalam pembangunannya ini melalui pendanaan pribadi milik Ny. Suciati. Beliau merupakan salah seorang pengusaha ayam potong yang ada di Jogja. Dengan menyewa kendaraan dari kami, bagi Anda yang tidak memiliki moda transportasi akan dimudahkan berkunjung ke Masjid satu ini. 

Berkat kesuksesan Ny. Suciati berusaha, beliau mendirikan masjid ini sebagai tempat ibadah yang nyaman dan megah. Masjid ini memiliki arsitektur yang indah dan megah, dengan gaya timur tengah masjid ini nampak indah baik bangunan interior maupun eksteriornya Masjid di Jogja yang ini juga  Menyediakan Takjil yang terbilang mewah.

Bangunan masjid ini memiliki 3 lantai dan banyak ruangan seperti aula dan ruang pengurus. Dilengkapi dengan full AC, maka Anda akan nyaman dalam menjalankan ibadah. Masjid Suciati Saliman ini berada di Jl. Gito Gati, Grojogan, Pandowoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Masjid Suciati Saliman, sumber : google.com
Masjid Suciati Saliman, sumber : google.com

3. Masjid Kristal Khadija

Lalu Masjid yang ketiga adalah Masjid Kristal Khadija. Masjid Kristal Khadija adalah masjid unik yang memiliki hiasan dinding berbentuk kaligrafi yang dilengkapi dengan kristal Masjid di Jogja yang ini juga Menyediakan Takjil sehingga Anda para wisatawan tidak perlu bingung menyiapkan bukaan puasa.

Masjid bergaya turki ini memiliki warna cerah yang didominasi dengan warna hijau, kuning dan putih. Banyak pengunjung yang datang ke area masjid untuk ibadah saja dan juga mengabadikannya dengan berfoto. Masjid kristal khadija berada di Jalan Raya Tajem, tepatnya di area Sekolah Budi Mulia Dua.

4. Masjid Syuhada

Selanjutnya adalah Masjid Syuhada, Masjid di Jogja ini berada di pusat kota Jogja yang hanya berjarak 5 menit dari Malioboro. Letaknya berada di pinggir kali code Kotabaru. Masjid Syuhada merupakan masjid yang bersejarah dan telah ada sejak tahun 1950. Masjid ini merupakan saksi perjuangan setelah kemerdekaan, nama syuhada yang berarti pejuang.

Bangunan masjid 2 lantai ini sangat nyaman dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Pada lantai bawah terdapat perpustakaan yang bisa kamu kunjungi. Pada lantai atas terdapat 2 pilihan tempat ibadah di dalam dan ring luarnya.

Masjid Syuhada Yogyakarta, sumber: google.com
Masjid Syuhada Yogyakarta, sumber: google.com

Masjid ini bersebelahan dengan sekolah SD dan TK, sehingga saat jam sholat dhuhur tiba banyak anak-anak yang datang ke masjid Masjid di Jogja yang istimewa ini yang Menyediakan Takjil dalam jumlah yang fantastis sehingga para jamaahnya bisa 3 kali lipat dari pada hari biasa.

Bagi Adnya yang sewa mobil di Jogja Lokasi Masjid Syuhada ada di Jl. I Dewa Nyoman Oka No.13, Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta

5. Masjid Gede Kauman

Masjid di Jogja yang bersejarah ini ada di dekat alun alun utara Jogja. Dengan bangunan gaya jawa dan arsitektur jaman dahulu masih kental terasa Masjid di Jogja yang ini selain dekat dengan keraton/kediaman sultan Menyediakan Takjil yang tidak main-main jumlah dan menunya jadi banyak juga mahasiswa yang datang untuk perbaikan gizi kesini.

Tiang-tiang penyangga masjid pun masih nampak kokoh dan besar hingga saat ini. Beribadah di Masjid Kauman akan terasa nyaman dan seperti tempo dulu. Masjid ini menjadi saksi ormas muhammadiyah berkembang di kota Jogja, dan telah ada sejak tahun 1773.

lokasi wisata religi Bangunan masjid memiliki 3 lapis tingkatan atap yang berundak, dengan gerbang kokoh pada bagian depan dan terdapat kolam pada bagian depannya. Tempat ibadahnya terdapat 2 serambi yaitu serambi dalam dan serambi luar. Dimana selalu ramai penuh sesak saat bulan Ramadhan tiba.

Masjid Gede Kauman, sumber: google.com
Masjid Gede Kauman, sumber: google.com

Lokasi Masjid Kauman ini berada di Alun-Alun Keraton, Jl. Kauman, Ngupasan, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta

6. Masjid kampus UGM

Kota Jogja merupakan kota pendidikan yang memiliki banyak sekali kampus. Di setiap kampus di Jogja pun juga pasti memiliki masjid. Salah satu masjid megah di Jogja adalah masjid kampus UGM. Desain gaya timur tengah digabung dengan modern menjadikan masjid ini nampak begitu indah.

Sebagai kampus negeri terbesar di Jogja, UGM juga memiliki masjid yang megah dan besar Masjid kampus di Jogja yang satu ini Menyediakan Takjil dengan menu yang sangat beragam dan jumlahnya diluar hitungan karena sering mengundang penceramah kondang yang biasanya gubernur aktif, mentri dan pembesar negara lainnya.

Masjid kampus UGM berdiri tegak di area kampus yang asri. Di sekeliling Masjid di Jogja yang satu ini terdapat pohon hijau dan area taman yang luas. Bukan hanya itu saja, bagian parkirannya pun juga luas. Terdapat pula menara yang tinggi di depan masjid yang membuatnya nampak indah dan megah. Bangunan ini memiliki 2 lantai dimana semuanya merupakan bangunan yang terbuka.

7. Masjid Nurumi

Masjid Nurumi adalah Masjid di Jogja yang unik dan sempat viral karena kubahnya yang banyak dan memiliki warna warni. Kaligrafi Asmaul Husna khas timur tengah dan eropa menghiasi dinding bagian dalam hingga kubahnya nampak begitu indah .

Dengan gaya desain arsitektur timur tengah digabung dengan eropa menjadikan masjid ini nampak indah dan megah. Berada di pinggir jalan raya Solo Jogja, tentu saja memudahkan banyak orang menemukan masjid ini. Masjid yang diresmikan tanggal 7 bulan 7 tahun 2005 ini, menjadi tempat persinggahan wisatawan. Selain itu juga banyak orang yang melewati jalan raya Solo Jogja ini.

Tak hanya untuk beribadah, namun juga untuk mengabadikan diri dengan berfoto ria. Sehingga membuat wisatawan merasakan sensasi seperti berada di timur tengah. Masjid Nurumi berada di Jl. Raya Yogya – Solo‎, Bendan, Tirtomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

8. Masjid Ulil Albab UII

Sebagai kampus Islam terbesar di Jogja, UII tentu memiliki juga  Masjid di Jogja yang megah dan besar. Nama masjid tersebut adalah Masjid Ulil Albab. Bangunan masjid yang terdiri dari 3 lantai ini memiliki desain arsitektur modern dengan kubah setengah lingkaran. Pada lantai paling bawah merupakan aula yang sering digunakan untuk acara seminar, pertemuan, hingga resepsi pernikahan.

Kemudian untuk lantai 2 dan 3 digunakan sebagai tempat ibadah. Masjid ini memiliki ruangan yang sangat nyaman untuk beribadah karena adanya AC yang banyak terpajang rapi di bagian-bagian masjid. Masjid Ulil Albab ini juga memiliki parkiran yang luas pada bagian luarnya.

Demikian ulasan mengenai masjid terbesar dan paling terkenal yang ada di Kota Jogja. Sebagai kota pendidikan dan kebudayaan, Jogja memiliki beragam masjid yang unik dan megah jadi bagi Anda yang ingin datang berwisata bisa sewa mobil jogja jaddi Anda tidak perlu lagi bingung kendaraan.

 

Masjid gedhe kauman Yogyakarta atau biasa juga dikenal dengan sebutan Masjid Agung Jogja adalah masjid tertua peninggalan dari Kesultanan Yogyakarta pada masa itu. Masjid ini kini menjadi salah satu lokasi wisata religi yang banyak dikunjungi baik oleh wisatawan dan warga lokal.

Kota Jogja bukan hanya terkenal sebagai kota pelajar tetapi, terkenal juga dengan wisatanya yang cukup banyak. Salah satunya adalah wisata religi yang bisa Anda manfaatkan untuk tujuan ibadah maupun, hanya sekedar melihat kemegahan dan keunikannya.

Ternyata Masjid Gedhe Kauman memiliki sejarah yang cukup panjang dan sampai saat ini masih digunakan oleh Sutan Jogja untuk beribadah. Tentunya, Anda juga semakin penasaran bagaimana sejarah dengan sejarah dari masjid ini? Langsung saja simak berbagai penjelasannya hanya pada artikel ini.

Sejarah Masjid Gedhe Kauman

Masjid Gedhe Kauman pada masa lampau, sumber: indonesia-zaman-doeloe.blogspot.com
Masjid Gedhe Kauman pada masa lampau, sumber: indonesia-zaman-doeloe.blogspot.com

Awal mula sejarah dari Masjid Gedhe Kauman dimulai pada tanggal 29 mei 1773 M yang secara langsung diresmikan oleh Hamengkubuwono I bersama Kiai Fakih Ibrahim Diponingrat (penghulu keraton). Pendirian masjid ini ditandai dengan prasasti yang terletak di serambi masjid.

Dengan diresmikannya secara simbolis, menandakan bahwa peran Sultan tidak hanya sebagai penguasa pemerintahan saja. Tetapi, juga sebagai wali Allah di dunia dan pemimpin agama di Kasultanan. Bukan hanya dikhususkan untuk tempat ibadah Sultan akan tetapi, bisa juga digunakan oleh rakyatnya.

Dua tahun dari sejak didirikannya atau tepatnya pada tahun 1775 M, bangunan dari Masjid Gedhe Kauman diperluas. Hal ini dilakukan karena jamaah yang beribadah mulai bertambah banyak. Bagian yang dilakukan perluasaan adalah serambi dan dua bangunan tambahan yang disebut pangongan.  

Fungsi dari dua bangunan tambahan atau pangangon adalah sebagai tempat rangkaian gamelan pusaka yaitu, Kiai Gunturmadu dan Kiai Nagawilaga, yang biasanya dimainkan selama prosesi upacara Sekaten. Inilah yang menjadi alasan dari dibangunnya dua banguanan tambahan pada area masjid.

Masjid Gedhe Kauman memiliki atap yang bersusun tiga bergaya tradisional Jawa. Atap yang bertumpang tiga bermakna sebagai simbol iman-islam-ihsan, sedangkan atap tumpang yang menyatu di satu titik melambangkan ke-Esa-an Allah SWT. Arsitektur yang sangat khas ini dinamakan sebagai Tajuk Lambang Teplok. 

Pada tahun 1840 M dibangun Regol Masjid atau dikenal dengan istilah pintu gerbang berbentuk Semar Tinandhu. Maksud dari bentuk pintu gerbang seperti ini melambangkan teladan yang mengasuh para Ksatria dan Raja. Namun, masyarakat lokal lebih mengenal pintu gerbang yang dibangun dengan sebutan Gapuro.

Dari berbagai pembangunan dan perluasan yang telah dilakukan pada tahun 1867 M terjadi gempa dahsyat. Dari bencana alam ini menyebabkan runtuhnya bangunan serambi masjid. Dari gempa bumi yang terjadi Sultan Hamengkubuwono VI langsung memerintahkan untuk segera dilakukannya renovasi sekaligus memperluas candi. Serambi masjid yang baru ini luasnya dua kali lipat dari serambi sebelumnya yang runtuh.

Dari pasca gempa yang terjadi pada saat itu Masjid Gedhe Kauman terus mengalami berbagai renovasi dengan tetap mempertahankan struktur bangunanannya yang khas. Hingga sampai saat ini bangunan Masjidnya masih tetap terjaga karena proses dari renovasi dan perawatan yang dilakukan.

Fungsi Masjid Gedhe Kauman

Pada awal berdirinya Masjid Gedhe Kauman digunakan sebagai tempat kelengkapan Kesultanan Yogyakarta. Tempat kelengkapan tersebut seperti pengadilan agama, tempat pertemuan para ulama, pengajian dakwah islami, dan peringatan hari besar.

Dari sinilah fungsi dari masjid ini bukan hanya digunakan sebagai tempat ibadah saja. Akan tetapi, juga digunakan sebagai tempat untuk kegiatan keagamaan lainnya. Sehingga Masjid Agung Jogja disebut sebagai simbol harmonisasi budaya Jawa dan Islam.

Oleh karena itu, yang memimpin dari masjid ini bukanlah sembarang orang. Pemimpin dari pengurus masjid adalah penghulu keraton, yang juga merupakan abdi dalam keraton. Salah satu abdi dalam keraton yang paling terkenal adalah KH. Ahmad Dahlan, pahlawan nasional yang dikenal sebagai pendiri dari Muhammadiyah.

Arsitektur Masjid Gedhe Kauman

Tampilan interior Masjid Gedhe Kauman, sumber kratonjogja.id
Tampilan interior Masjid Gedhe Kauman, sumber: kratonjogja.id

Memiliki luas kurang lebih 16.000 meter persegi terdiri dari 2 pangongan, pengulon, dan makam. Terdapat juga kantor sekretariat, dewan takmir, dan kantor agama. Semua tempat ini terdapat dalam satu kawasan yang sama yaitu, di sekitar masjid.

Masjid Gedhe Kauman memiliki arsitektur yang khas dan sangat kental akan budaya Jawa. Dengan atap yang bersusun tiga terbuat dari kayu asli yang diukir, membuat tampilan dari masjid terlihat lebih megah dan menawan. Gaya arsitektur seperti ini juga dapat menggambarkan kebesaran dari keraton Jogja. Susunan dari tiga atap tersebut memiliki sebuah arti atau makna yaitu tasawuf, syariat, tarekat, dan marifat.

Lantai yang dipakai untuk masjid Gedhe Kauman dari ubin atau biasa dikenal juga dengan nama tegel. Bahan tersebut sering dipakai untuk lantai rumah para bangsawan Jawa zaman dahulu. Keunggulan dari bahan ini adalah ada pada rasa dinginnya.

Kemudian pada bagian atap masjid terdapat mustaka atau hiasan mahkota berbentuk bunga. Ini merupakan sebuah simbol yang menandakan bahwa masjid tersebut adalah milik keraton Yogyakarta.

Arsitek dari Masjid Gedhe Kauman adalah Kiai Wiryokusumo yang membuat tampilan interior dan eksterior masjid terlihat lebih memukau. Walaupun, dengan bentuk struktur bagunan yang terlihat sederhana. Inilah yang menjadi ciri khas dari bangunan masjid ini sederhana namun, tetap bisa terlihat mewah.

Suasana di dalam masjid akan terasa berbeda ketika masuk  ke dalamnya. Interior masjid dibuat dengan berhiaskan lampu bergaya kuno, yang sangat identik dengan nuansa Jawa kuno pada masa lampau. Ditambah dengan susunan pilar atau tiang yang terbuat dari kayu asli menambah suasana di dalam masjid terasa nyaman dan terlihat lebih menawan.

Selain itu, di dalam masjid juga terdapat ruang khusus sebagai temapat ibadah untuk Raja atau Sultan yang disebut dengan Maskura. Letaknya berada pada bagian shaf atau di baris paling depan. Bentuk dari Maskura mirip dengan sangkar karena tempatnya yang tertutup. Pada umumnya tempat seperti dikenal dengan sebutan Mihrab atau tempat yang dijadikan khusus hanya untuk beribadah. 

Lokasi dan Rute Masjid Gedhe Kauman

Tampilan luar Masjid Gedhe Kauman, sumber kompas.com
Tampilan luar Masjid Gedhe Kauman, sumber: kompas.com

Untuk berkunjung ke Masjid Agung Jogja Anda bisa menggunakan berbagai jenis moda transportasi. Ada banyak sewa mobil Jogja yang bisa dimanfaatkan sebagai transportasi untuk dapat berkunjung kesana. Anda juga bisa berjalan kaki bila ingin menyusuri jalan Jogja sambil menikmatinya.

Berikut ini sedikit penjelasan mengenai lokasi dan rute menuju Masjid Gedhe Kauman.

Lokasi

Lokasi dari Masjid Gedhe Kauman terletak di Jl. Kauman, Ngupasan, Kota Yogyakarta. Lebih tepatnya terletak di samping alun-alun Lor Keraton Jogja. Masjid ini memiliki lokasi yang sangat strategis terutama bagi para wisatawan. Karena letaknya yang tidak terlalu jauh dengan pusat kota dan berdekatan dengan destinasi wisata seperti Keraton Jogja, Alun-alun Lor, Benteng Vredeburg, Taman Pintar, Taman Budaya, dan Jalan Malioboro.

Rute

Untuk Rute mengunjungi Masjid Agung Jogja tidaklah begitu sulit dan mudah dijangkau karena lokasinya sangat mudah diakses. Jika sedang berada di kawasan Malioboro, Anda hanya perlu lurus terus ke arah selatan melalui titik 0 Km Jogja. Setelah itu  berbelok kearah kanan (arah barat) dan melewati Jalan K.H Dahlan. Setelah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah belok ke kiri ke arah selatan. Lalu, Anda akan melihat gapura atau jalan masuk menuju area masjid.

Itulah sedikit penjelasan mengenai sejarah Masjid Gedhe Kauman yang menjadi masjid ikonik dan kebanggaan dari masyarakat Jogja. Selain itu, masjid ini juga bisa menjadi destinasi wisata religi baik untuk beribadah maupun melihat keindahan dari arsitektur khas Jawa yang masih sangat kental. 

Jadi, jangan lupa jika berkunjung ke Jogja untuk sempatkan waktu ke Masjid Gedhe Kauman untuk merasakan langsung suasana dan keindahan masjidnya.Semoga dengan berbagai penjelasan dari informasi yang sudah disampaikan dapat bermanfaat dan berguna bagi Anda. Jangan lupa untuk tetap selalu update informasi menarik lainnya hanya di laman Almoreno Transport.

 

Ada beberapa destinasi wisata Dieng Wonosobo yang cukup menarik untuk Anda kunjungi. Destinasi ini berada di wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, kurang lebih berjarak 30 km dari kota Wonosobo. Dataran tinggi ini terletak di sebelah barat komplek Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

Berdasarkan sejarah, dataran tinggi Dieng ini disebut sebagai destinasi para dewa dewi tinggal. Istilah Dieng sendiri diambil dari bahasa Kawi, “di” yang berarti tempat atau gunung dan “Hyang” yang berarti dewa.

Sedangkah menurut sejarah lain, ada yang mengatakan bahwa nama Dieng bersumber dari dari bahasa Sunda “di hyang”, karena diestimasikan pada abad ke 7 masehi tempat ini berada di bawah kerajaan Galuh.

Selain karena indahnya tempat wisata, destinasi wisata Dieng juga terkenal sebagai tempat untuk wisata religi, karena disekitarnya terdapat beberapa candi kuno yang bercorak Hindu dengan arsitektur yang khas.

Beberapa Destinasi Wisata Dieng

Berada pada ketinggian sekitar 2.093 mdpl, dataran tinggi Dieng ini mempunyai udara yang sejuk, lengkap dengan kabut ketika matahari tidak nampak di langit. Dengan perkiraan suhu mencapai 15 hingga 20 derajat, tempat ini memiliki beberapa tempat wisata yang sayang untuk dilewatkan.

1. Curug Sirawe

Air terjun atau curug ini mempunyai ketinggian sekitar 80 meter. Curug ini adalah salah satu air terjun yang sering diselimuti oleh awan. Hal tersebut disebabkan oleh sangat sedikitnya orang yang mengunjungi destinasi wisata alam ini. Karena memang, medan yang dilalui tidaklah mudah.

Pemandangan di curug sirawe, sumber: jadwaltravel.com
Pemandangan di curug sirawe, sumber: jadwaltravel.com

Berlokasi di Dusun Bitingan, Kepakisan, Batur, Banjarnegara. Destinasi ini berada di perbatasan antara dua daerah, yakni Wonosobo dan Banjarnegara. Sehingga, banyak yang mengira air terjun ini berada di wilayah Wonosobo.

2. Telaga Warna

Destinasi telaga warna merupakan salah satu landmark dari wisata dataran tinggi Dieng. Nama telaga warna ini diambil karena telaganya memiliki warna yang bervariasi. Telaga ini menurut kepercayaan setempat memiliki legenda tersendiri.

Menurut kepercayaan warga sekitar, warna yang dihasilkan pada permukaan telaga disebabkan oleh cincin milik bangsawan yang jatuh ke dalam air telaga. Namun, penjelasan secara ilmiah mengatakan, hal itu terjadi karena adanya pembiasan cahaya pada endapan belerang pada dasar telaga.

Dominasi warna dari telaga warna adalah warna hijau, putih kekuningan dan biru laut. Apabila Anda ingin menyaksikan langsung keindahan warna dari telaga ini, Anda bisa mendaki ke puncak bukit yang mengelilingi telaga warna tersebut.

3. Telaga Merdada

Para urutan ketiga, ada telaga merdada. Telaga ini adalah telaga terluas yang ada di dataran tinggi Dieng, dengan luas sekitar 25 hektar. Namun demikian, meskipun tergolong sebagai yang terluas telaga ini tidak memiliki sumber mata air. Sehingga, pada musim kemarau, telaga ini akan menyusut bahkan kering.

Hal tersebut disebabkan pada musim kemarau tidak ada air hujan yang bisa ditampung. Sehingga telaga ini lama kelamaan akan mongering. Akan tetapi, kondisi telaga yang mengering di musim kemarau, Anda tetap harus berhati hati, karena pada bagian tengah, telaga terdapat endapan lumpur yang berbahaya jika dilintasi.

Untuk menuju ke telaga ini, aksesnya cukup mudah. Dari pertigaan dataran tinggi Dieng, Anda tinggal ambil arah ke Jalan Banjarnegara. Ikuti terus jalan tersebut hingga Anda menemukan sebuah papan jalan yang tertulis telaga merdada.

Nampak atas destinasi wisata dieng telaga merdada, sumber: viva.co.id
Nampak atas destinasi wisata dieng telaga merdada, sumber: viva.co.id

4. Bukit Sikunir

Jika Anda ingin menikmati indahnya tampilan matahari yang terbit, Anda bisa mengunjungi bukit sikunir. Bukit satu ini adalah bukit yang cukup terkenal dan populer di kalangan wisatawan sebagai tempat berburu sun rice. Destinasi wisata satu ini terletak di Desa Sembungan yang merupakan desa tertinggi di Jawa Tengah.

Nama bukit ini diambil dari latar belakang banyaknya wisatawan yang ketagihan berburu sun rice pada puncak bukit ini. Temaram sinar matahari yang kekuningan seperti kunir membuat masyarakat di sekitar menamainya bukit sikunir.

5. Sumur Jalatunda

Destinasi sumur jalatunda ini berlokasi di Desa Pekasiran, Bantur, Banjarnegara. Jarak yang akan Anda tempuh dari sebelah barat lokasi utama wisata dataran tinggi Dieng adalah sekitar 12 km.

Sumur jalatunda ini dulunya merupakan sebuah ceruk rekahan kawah yang kemudian digenangi oleh air dengan diameter 90 meter dan kedalamannya lebih dari 200 meter. Karena air yang menggenang ini ceruk tersebut tampak seperti sumur.

Untuk mendatangi tempat ini, Anda perlu melakukan persiapan fisik untuk mendaki 257 anak tangga. Pada anak tangga terakhir, Anda akan menjumpai tumpukan kerikil beralaskan karung beras.

Berdasarkan mitos masyarakat setempat, barang siapa saja yang bisa melempar kerikil dari seberang sumur ke arah yang berlawanan, maka keinginannya bisa terkabulkan. Namun, Anda tidak percaya begitu saja dengan mitos ini. Karena kebanyakan mitos hanya dibuat buat untuk menarik wisatawan.

6. Kawah Dieng

Di dataran tinggi Dieng, ada beberapa kawah yang indah. Seperti kawah Sikidang, kawah Candradimuka dan kawah Sileri yang masih tergolong kawah yang masih aktif. Ketiga destinasi kawah ini bisa Anda kunjungi dengan keluarga di waktu libur. Anda juga bisa menggunakan ID card rombongan agar tidak terpisah satu lain.

Wisata kawah Dieng, sumber: jejak-kenzie.blogspot.com
Wisata kawah Dieng, sumber: jejak-kenzie.blogspot.com

Kawah Sikidang merupakan salah satu kawah yang dijadikan andalan destinasi wisata di Dieng. View yang ditawarkan oleh kawah ini sangat indah, dengan kombinasi hamparan bukit hijau dan tanah kapur di sekitar tanah kawah.

Diberi nama kawah Sikidang karena kolam magma di kawah satu ini sering berpindah-pindah seperti kidang. Gejolak magma di kawah ini juga terbilang cukup tinggi, berkisar antara ½ hingga satu meter.

Kawah Sileri adalah salah satu kawah terbesar di dataran tinggi Dieng dengan luas sekitar 4 hektar. Anda bisa mengunjungi kawah ini dengan jarak sejauh 7 km dari kawasan wisata utama.

Dan Kawah Candradimuka merupakah kawah yang terkenal di dalam banyak cerita legenda pewayangan. Dalam legendanya, diceritakan kawah ini adalah tempat di mana gatotkaca dimandikan sehingga mempunyai kesaktian yang begitu luar biasa.

7. Candi Dieng

Candi merupakan sebuah simbol kepariwisataan di dataran tinggi Dieng. Keberadaan candi ini juga yang menjadikan destinasi wisata Dieng ini tergolong sacral. Di tempat ini Anda bisa menjumpai banyak candi Hindu yang tersebar di beberapa lokasi.

Berbagai candi yang terdapat di dataran tinggi Dieng ini diberi nama sesuai dengan nama tokoh dalam cerita Mahabarata. Anda candi Bima, Arjuna, Gatot Kaca, Srikandi dan lainnya. Bentuk bangunan candinya pun mengikuti bentuk candi di India dengan arca dan relief yang khas.

8. Gua Semar

Gua semar adalah salah satu gua yang terkenal sebagai tempat bertapa para raja Jawa. Begitu juga dengan mantan presiden pertama dan ketiga Indonesia, yakni Soekarno dan Soeharto. Untuk masuk ke tempat ini, Anda hanya perlu menyediakan uang 2 ribu untuk tiket masuk.

Itulah uraian singkat yang bisa kami berikan untuk Anda. Semoga bermanfaat. Untuk mendapatkan informasi bermanfaat lainnya, Anda bisa mengunjungi web Almoreno Transport dan jika Anda butuh kendaraan untuk liburan ke Dieng, kami siap melayani Anda. Jadi, hubungi kami segera.

Apabila liburan ke Jogja akan kurang lengkap rasanya jika tidak mengenal ragam budayanya. Destinasi wisata budaya tidak hanya di Bali saja loh, di Jogja juga memiliki destinasi wisata budaya yang menarik untuk dikunjungi. Di Indonesia sendiri ada banyak sekali destinasi wisata yang memanfaatkan keragaman budaya sebagai obyek wisata yang menarik kunjungan wisatawan.

Tidak hanya wisatawan domestik saja, namun wisatawan mancanegara juga banyak yang berkunjung ke Indonesia karena tertarik dengan keragaman budaya yang dimilikinya. Dilansir dari laman Wikipedia, terdapat 12 unsur kebudayaan yang dapat menarik kunjungan wisatawan. Unsur-unsur dari kebudayaan tersebut meliputi:

  • Bahasa (language).
  • Masyarakat (traditions).
  • Kerajinan tangan (handicraft).
  • Makanan dan kebiasaan makan (foods and eating habits).
  • Musik dan kesenian (art and music).
  • Sejarah suatu tempat (history of the region).
  • Cara Kerja dan Teknolgi (work and technology).
  • Agama (religion) yang dinyatakan dalam cerita atau sesuatu yang dapat disaksikan.
  • Bentuk dan karakteristik arsitektur di masing-masing daerah tujuan wisata (architectural characteristic in the area).
  • Tata cara berpakaian penduduk setempat (dress and clothes).
  • Sistem pendidikan (educational system).
  • Aktivitas pada waktu senggang (leisure activities).

Rekomendasi wisata budaya di Jogja, Sumber: unsplash.com
Rekomendasi wisata budaya di Jogja, Sumber: unsplash.com

Tempat Wisata Budaya di Jogja

Ada banyak destinasi wisata budaya di yogyakarta yang bisa Anda kunjungi saat liburan di Kota Pelajar ini. Di sini kita akan membahas beberapa tempat wisata budaya Jogja yang menarik untuk Anda kunjungi. Anda bisa mengenal lebih dekat mengenai ragam budaya Jogja lewat obyek wisatanya ini. Berikut rekomendasi wisata budaya Yogyakarta yang bisa Anda kunjungi.

1. Masjid Gedhe Kauman

Wisata budaya di Jogja yang menarik untuk Anda kunjungi ialah Masjid Gedhe Kauman. Di sini Anda bisa mendapatkan pengalaman wisata religi sekaligus wisata sejarah di Yogyakarta. Masjid ini berada di kompleks Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I dan Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat.

Di sini Anda bisa melihat langsung keindahan arsitektur masjid yang dibangun pada tahun 1773 ini. Akses untuk menuju ke Masjid Gedhe Kauman ini juga cukup mudah, jadi Anda tidak perlu bingung-bingung lagi jika ingin berkunjung ke tempat bersejarah ini.

Masjid Gedhe Kauman, Sumber: regional.kompas.com
Masjid Gedhe Kauman, Sumber: regional.kompas.com

2. Candi Prambanan

Candi Prambanan merupakan salah satu destinasi wisata yang masuk ke dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Kompleks candi ini dibangun pada abad ke 9 masehi dan merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Anda dapat dengan mudah menjangkau lokasi ini karena berada tepat di pinggir jalan raya.

Baca juga: Mau Staycation? Inilah Referensi Hotel Unik di Jogja

Selain wisatawan domestik, banyak juga wisatawan mancanegara yang mengunjungi Candi Prambanan untuk menikmati keindahan arsitekturnya. Selain melihat langsung kemegahan dari candi tersebut, di sini Anda juga bisa melihat langsung pertunjukan tari dan drama tanpa dialog dari Sendratari Ramayana. Pertunjukan tari ini digelar di panggung terbuka (saat musim kemarau) dan panggung tertutup di Trimurti Theater indoor.

Candi Prambanan, Sumber: 1001malam.com
Candi Prambanan, Sumber: 1001malam.com

3. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Wisata budaya di Jogja selanjutnya ialah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Hingga saat ini Keraton Yogyakarta masih berfungsi sebagai istana tempat tinggal Sultan dan masih menjalankan berbagai tradisi kesultanan. Meskipun menjadi tempat tinggal sultan, ada sebagian kompleks keraton yang dibuka untuk umum dan bisa Anda kunjungi saat liburan ke Jogja.

Sebagian kompleks tersebut dijadikan museum yang menyimpan berbagai peninggalan bersejarah dari sultan-sultan Keraton Yogyakarta sejak zaman dulu. Di sini Anda bisa melihat gamelan, replika pusaka keraton, dan berbagai koleksi bersejarah lainnya. Anda bisa mempelajari ragam budaya Jawa yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Keraton Yogyakarta ini.

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sumber: en.wikipedia.org
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sumber: en.wikipedia.org

4. Museum Ullen Sentalu

Museum Ullen Sentalu ini berlokasi di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di museum ini menampilkan koleksi dari Dinasti Mataram dan juga berbagai macam koleksi batik. Saat mengunjungi museum ini Anda akan melihat tokoh raja-raja dan permaisurinya yang mengenakan berbagai jenis pakaian yang digunakan untuk acara formal maupun sehari-hari.

Museum Ullen Sentalu, Sumber: pegipegi.com
Museum Ullen Sentalu, Sumber: pegipegi.com

5. Taman Sari

Taman Sari dulunya digunakan sebagai taman atau kebun istana dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Dulunya Taman Sari ini memiliki luas lebih dari 10 hektar dan terdapat sekitar 57 bangunan. Bangunan tersebut meliputi gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, danau buatan beserta pulau buatan, hingga lorong bawah air. Saat ini Anda dapat melihat sisa-sisa bagian Taman Sari di barat daya kompleks Kedhaton.

Taman Sari Jogja, Sumber: nyero.id
Taman Sari Jogja, Sumber: nyero.id

6. Makam Raja-Raja Imogiri

Makam Raja-Raja Imogiri merupakan makam dari raja-raja dan keluarga raja dari Kesultanan Mataram. Lokasi dari makam ini terletak di Desa Girirejo dan Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Letak makam ini berada di atas perbukitan yang masih menjadi satu gugusan dari Pegunungan Sewu.

Baca juga: Wisata Kuliner Yuk! Cicipi Makanan Khas Jogja

Kompleks dari Makam Raja-Raja Imogiri ini dikelola oleh pewaris resmi Kesultanan Mataram yakni Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta. Terdapat 103 abdi dalem yang diutus untuk melayani kompleks makam ini. Diantaranya 62 abdi dalem dari Keraton Yogyakarta dan 41 abdi dalem dari Keraton Surakarta.

Kompleks Makam Raja-Raja Imogiri, Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id
Kompleks Makam Raja-Raja Imogiri, Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id

Selama berada di Yogyakarta bersama keluarga, jangan lupa untuk mempersiapkan transportasi yang digunakan untuk berwisata mengelilingi Jogja dan sekitarnya. Supaya lebih praktis, Anda bisa menggunakan jasa sewa hiace Jogja sebagai transportasi pilihannya. Dengan menggunakan mobil hiace yang luas, nantinya dapat membuat Anda dan keluarga lebih nyaman saat mengunjungi wisata sejarah Jogja dan sekitarnya.

Itulah tadi informasi yang dapat kami sampaikan mengenai rekomendasi wisata budaya di Jogja. Semoga informasi di atas dapat membantu Anda untuk mengenal ragam budaya warga setempat melalui tempat wisata sejarah di Jogja maupun wisata lainnya. Untuk Anda yang ingin mengetahui informasi seputar paket wisata Jawa Timur dan lainnya, Anda bisa menghubungi kami atau mengunjungi website Almoreno Transport.

Salah satu tempat kunjungan yang cocok dengan layanan sewa hiace Jogja adalah lokasi wisata religi Islami di Jogja. Dari yang paling dikenali hingga yang terpencil-pun ada. Mulai dari yang ikonik hingga sebuah kampung sekaligus juga menjadi obyek wisata religi di Jogja.

Dari berbagai lokasi wisata yang biasanya dikunjungi secara pribadi, lokasi wisata religi termasuk spot kunjungan bagi para rombongan. Layanan rental mobil Toyota Hiace Jogja sering mendapat permintaan untuk mengunjungi lokasi-lokasi ini. Simak berbagai ulasan dan informasinya berikut ini.

Spot Wisata Religi Islami di Jogja

Yogyakarta memang destinasi wisata terkenal di Indonesia. Daerah ini sebenarnya dapat menjadi destinasi siapapun dari seluruh Indonesia. Bukan hanya itu, berbagai jenis lokasi wisata pun ditawarkan seperti obyek wisata religi Islam di Jogjakarta.

Masjid Kauman Jogja, sumber Raskita
Masjid Kauman Jogja, sumber Raskita

 

Kali ini tim redaksi Almoreno Transport akan membahas berbagai spot wisata religi di Jogja. Berikut informasi yang berhasil diringkas oleh tim redaksi Almoreno Transport, jasa rental hiace di Jogja.

Masjid Kauman Jogjakarta

Masjid Kauman memang merupakan obyek wisata religi Islami di Jogja yang paling ikonik. Lokasinya yang berada di pusat kota sangat tampak dan mudah untuk diketahui. Tempat ini menjadi target kunjungan wisata rombongan baik secara umum pada hari-hari biasa maupun hari-hari khusus seperti saat diadakan event tahunan.

Masjid Kauman Jogja merupakan Masjid Kesultanan Jogja yang memiliki sejarah panjang. Keberadaannya di tengah alun-alun dan menjadi satu bagian diantara lingkungan Kesultanan Jogja yang megah merupakan nilai tersendiri dari spot yang satu ini. Di sini Anda akan sangat dengan dengan sejarah Yogyakarta pada masa penjajahan Belanda.

Masjid Plosokuning, sumber Tribunnews
Masjid Plosokuning, sumber Tribunnews

Masjid Pathok Negoro

Ada hal yang menarik dari spot wisata religi yang satu ini. Keberadaannya ada di 5 titik sekaligus namun semuanya merupakan Masjid dengan sebutan Pathok Negoro. Tentu saja bangunannya juga khas dengan konsep yang hampir sama dan memiliki sejarah yang juga seragam.

Dilihat dari namanya, Pathok Negoro adalah Masjid yang menjadi titik-titik pertahanan Jogja. Kata “negoro” yang memiliki arti negara merupakan bukti sejarah bahwa sebenarnya Jogja merupakan satu negara sendiri di masa lampau sebelum bergabung ke Indonesia. Diantara kelima Pathok Negoro, bisa dikatakan Plosokuning yang paling ramai dikunjungi.

Masjid Kotagede, sumber Kemendikbud
Masjid Kotagede, sumber Kemendikbud

Masjid Pathok Nogoro Plosokuning sudah berumur 200 tahun lebih. Keaslian Masjid Pathok Negoro Plosokuning bisa dilihat pada bagian atap di mana bagian atasnya terdapat mahkota atau mustoko Gada bersulur yang terbuat dari tanah liat. Sampai sekarang masih terpasang di puncak atap masjid.

Masjid Kotagede

Dari perjalanan sejarah Jogja, Masjid Kotagede juga layak menjadi salah satu lokasi wisata religi Jogja yang sayang untuk dilewatkan. Kotagede merupakan daerah wisata yang dikenal dengan kerajinan peraknya serta bangunan bergaya Belanda di beberapa titik yang khas.

Selain itu Kotagede sendiri pernah menjadi ibukota Negara pada masa salah satu Kesultanan Jogja. Sehingga Masjid Kotagede sendiri bisa dikatakan Masjid Pusat Negara pada waktu itu. Bangunan Masjid ini sangat khas sekali dan terdapat taman makam Raja Mataram yang dikunjungi dengan ritual khusus.

Dusun Mlangi, sumber Kompas
Dusun Mlangi, sumber Kompas

Dusun Mlangi

Dusun Mlangi di Jogja dikenal dengan nama Desa Para Santri. Hal tersebut dikarenakan banyaknya pesantren di Dusun Mlangi, sehingga mayoritas penduduk yang masih muda adalah santri-santri dari berbagai wilayah di Indonesia yang jumlahnya mencapai 2.000 orang. Suasana di dusun ini sangat kental dengan suasana religius di Yogyakarta.

Dusun ini juga mempunyai salah satu tempat yang sering didatangi oleh rombongan wisatawan yaitu makam salah satu tokoh penyebar Agama Islam di Mlangi, yaitu Kyai Nur Iman. Namun, tidak hanya wisatawan yang juga beragama Islam yang mengunjungi dusun ini, melainkan banyak komunitas, pelajar, maupuin tokoh agama lain (pastor, pendeta, dll) yang ingin menambah wawasan mengenai Agama Islam juga mengunjungi dusun ini.

Makam Syekh Jumadil Kubro

Berada di lereng barat Gunung Merapi, terdapat sebuah makam dari seorang tokoh Islam, Syekh Jumadil Kubro. Pendatang banyak yang jauh-jauh kesini untuk melakukan ziarah ke makam tokoh agama ini. Selain melakukan ziarah, masyarakat juga bisa menikmati pemandangan Gunung Merapi dari tempat ini.

Makam Syekh Jumadil Kubro, sumber Tribun
Makam Syekh Jumadil Kubro, sumber Tribun

Bahkan, pemerintah setempat juga merencanakan beberapa rencana terkait pengembangan pariwisata di Hargobinangun agar lebih memperkenalkan wisata religi memudahkan wisatawan mengunjungi dan melakukan ziarah ke makam Syekh Jumadil Kubro, seperti membangun sarana fisik dan perbaikan akses menuju makam yang eksistingnya berupa jalan setapak dengan jalur menuju Bukit Turgo Merapi.

Syekh Jumadil Kubro adalah kakek dari para wali penyebar Agama Islam di Jawa, Wali Songo. Menariknya, terdapat cerita bahwa sebenarnya Syekh Jumadil Kubro tidak meninggal di sini. Namun tempat ini menjadi tempat terakhir sebelum Beliau berpindah ke tempat yang tidak pernah diketahui karena dipercaya Beliau memiliki kemampuan untuk berpindah (semacam karomah).

Kampung Jogokariyan

Salah satu tempat yang paling pada di bulan Ramadhan di Jogjakarta adalah kampung Jogokariyan. Di dalamnya terdapat Masjid Jogokariyan yang telah berdiri sejak tahun 60-an. Saat ini Masjid ini merupakan salah satu yang menjadi percontohan di Indonesia bahkan di Asia dalam hal pengelolaannya.

Kampung Jogjakariyan, sumber Lokadata
Kampung Jogjakariyan, sumber Lokadata

Nah, itu dia berbagai lokasi wisata religi yang biasa dikunjungi oleh rombongan wisatawan di Jogjakarta. Apakah Anda pernah mendengarnya atau bahkan mengunjunginya? Silahkan jawab di kolom komentar ya. Semoga informasi ini dapat memberikan wawasan menarik serta menambah koleksi tujuan wisata di Jogja yang patut Anda kunjungi.